JUDUL : PENGANTAR ILMU POLITIK
PENULIS : SETA BASRI
PENERBIT : INDIE BOOK CORNER
TAHUN TERBIT : 2012
JUMLAH HALAMAN : 199
Jurnalistik
/ 1
A
Di
susun oleh :
Asep Solihin
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI JURNALISTIK
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014
KONSEP DAN METODOLOGI ILMU POLITIK
DEFINISI ILMU POLITIK
Politik dari bahasa Yunani ‘polis’ yang artinya negara-kota. Dalam
negara-kota di zaman Yunani, orang saling berinteraksi guna mencapai kesejahteraan
(kebaikan, menurut Aristoteles) dalam hidupnya. A New Handbook of Political Science menyebutkan bahwa
politik adalah the constrained use of
social power (penggunaan kekuasaan sosial yang dipaksakan). Kata ‘kekusaan sosial’ ditekankan untuk membedakannya
dengan ‘kekuasaan individual’.
Berikut
definisi dari Gabriel A. Almond, et.al.,
di mana mereka mendefinisikannya sebagai :
[“. .
.kegiatan yang berhubungan dengan kendali pembuatan keputusan publik dalam
masyarakat di wilayah tertentu, di mana kendali ini dikosong lewat instrumen
yang sifatnya otoritatif (berwenang secara sah) dan koersif (bersifat memaksa).
Politik mengacu pada penggunaan instrumen otoritatif dan koersif ini –siapa
yang berhak menggunakannya dan dengan tujuan apa.”]
Andrew Heywood sekurang-kurangnya mengajukan empat asumsi tatkala kata
‘politik’, di antaranya : Politik sebagai seni pemerintahan,
Politik sebagai hubungan publik, Politik sebagai kompromi dan consensus, Politik
sebagai kekuasaan.
ILMU POLITIK
Ilmu adalah pengetahuan
yang disusun secara metodis, sitematis, objektif, dan umum. Ada 3 konsep
filsafat ilmu yang memiliki aspek ontologi, epistimologi, dan aksiologi.
ONTOLOGI ILMU POLITIK
Secara ontologis,
politik juga memilki objek-objek kajian yang spesifik. Miriam Budiarjo
menyebutkan sekurang-kurangnya ada lima objek ontologis Ilmu Politik, yaitu :
Negara (state), Kekusaan (power), Pengambilan keputusan
(decision-making), Kebijaksanaan umum (public policy), Pembagian (distribution)
EPISTEMOLOGI ILMU POLITIK
Dalam Ilmu Poitik, epistemologi ilmu ini diterjemahkan ke dalam konsep
pendekatan. Arti dari pendekatan adalah
dari sudut mana serta bagaimana seseorang melihat suatu permasalahan. Pendekatan-pendekatan
yang terdapat yang terdapat dalam Ilmu Politik terdiri dari filsafat politik, institusionalisme,
behavioralisme, pluralisme, strukturalisme, dan developmentalisme.
FILSAFAT POLITIK
Filsafat politik adalah suatu pendekatan Ilmu Politik yang relative
abstrak sebab berbicara pada dataran filosofis kegiatan politik. Dalam
pendekatan filsafat politik dikenal empat tradisi besar yaitu tradisi klasik,
pertengahan, pencerahan, dan radikal.
PENDEKATAN INSTITUSIONAL
Pendekatan filsafat
politik menekankan pada ide-ide dasar seputar dari mana kekusaan berasal,
bagaimana dijalankan, serta untuk apa kekuasaan di selanggarakan. Dalam
konstitusi adalah menyediakan UUD bagi setiap rezim pemerintahan. Dalam
konstitusi dikemukakan apakah negara berbentuk pederal atau kesatuan, system
pemerintahannya berjenis parlementer aau presidensil. Negara Federal adalah
negara yang otoritas dan kekuasaan pemerintah pusatnya di bagi ke dalam
beberapa negara bagian.
PENDEKATAN BEHAVIORAL
Pendekatan
institusionalisme meneliti lembaga-lembaga negara (abstrak), pendekatan
behaviorlisme khusus membahas tingkh laku politik individu.
PENDEKATAN PLURAL
Robert A. Dahl sebaliknya, pada tahun 1963 menyatakan bahwa kekuasaan
antarkelompok relatif tersebar, bukan pyramidal.
PENDEKATAN STRUKTURAL
Pendekatan utama pendekatan ini adalah pada anggapan bahwa fungsi yang
ada di sebuah negara di tentukan oleh struktur-struktur yang ada di tengah
masyarakat, bukan oleh mereka yang duduk di posisi lembaga politik. Contoh lain
strukturalisme adalah kerajaan Inggris.
PENDEKATAN DEVELOPMENTAL
Karya klasik pendekatan ini diwakili oleh Daniel Lerner melalui
kajiannnya di sebuah desa di Turki pada tahun 1958. Menurut Lerner mobilitas
sosial (urbaniasi, terpaan media, partisipasi politik) mendorong terciptanya
demokrasi.
AKSIOLOGI ILMU POLITIK
Aksiologi Ilmu Politik adalah untuk memberi jalan atau cara yang lebih
baik dalam hal negosiasi kepentingan antarkelompok dalam masyarakat. Ilmu
Politik (menurut Aristoteles) bertujuan untuk membahagiakan hidup manusia yang
tinggal dalam wilayah yanag sama. Aksiologi Ilmu Politik juga erat berkait
dengan empat asumsi orang tatkala mendengar kata ‘politik’ seperti yang
diutarakan Andrew Heywood.
HUBUNGAN ILMU POLTIK DENGAN ILMU LAIN
Ilmu Politik tidak
benar-benar bersifat independen (berdiri secara bebas) karena juga dipengaruhi
ilmu lain.
SUB-SUB DISIPLIN ILMU POLITIK
Ada Sembilan sub
disiplin yang berada dalam naungan Ilmu Politik, yaitu :
Ilmu Politik (Political Science),
Lembaga-Lembaga Politik, Tingkah Laku Politik, Politik Perbandingan, Administrasi
dan Kebijakan Piblik, Ekonomi Politik, Hubungan Internasional, Teori Politik, Metodologi
BENTUK NEGARA DAN PEMERINTAHAN
Kekuasaan itu dipegang oleh satu tangan atau orang (few), ataukah banyak tangan atau orang (many).
JENIS KEKUASAAN
Monarki dan Tirani, Aristokrasi dan Oligarki, Demokrasi dan Mobokrasi, Timokrasi,
Oklokrasi, Plutokrasi, Kleptokrasi.
BENTUK NEGARA
Terdiri dari tiga bentuk yaitu Konfederasi, Kesatuan, dan Federal.
1. Negara Konfederasi
Menurut kepada definisi L. Oppenheim maka konfederasi adalah negara yang
terdiri dari persatuan beberapa negara yang berdaulat.
2. Kesatuan
Negara kesatuan adalah negara dengan
kedudukan tertinggi yang dipegang pemerintah pusat atau nasional dan
memiliki kekuasaan penuh dalam pemerintahan sehari-hari.
3. Federasi
Negara Federasi ditandai adanya pemisahan kekuasaan negara antara pemerintahan
nasional dengan unsur kesatuannya (negara bagian, provinsi, republik, kawasan,
atau wilayah).
SISTEM PEMERINTAHAN
1. Bentuk Pemerintahan Parlementer
Dalam sistem parlementer, warga negara tidak memilih kepala negara
secara langsung. Mereka memilih anggota-anggota dewan perwakilan yang
diorganisasi ke dalam satu atau lebih partai politik.
2. Bentuk Pemerintahan Presidensil
Presiden cenderung memisahkan kepala eksekutif dari dewan perwakilan
rakyat. Di dalam sistem presidensil, presiden tidak bertanggung jawab kepada
parlemen (DPR) tetapi langsung kepada rakyat.
3. Semi-Presidensial
Menurut Shugart menyatakan bahwa ciri utama dari semi-presidensial
adalah :
·
Presiden dipilih langsung oleh
rakyat
·
Presiden memiliki kewenangan
konstutional terbatas
·
Terdapat pula perdana menteri dan
cabinet yang merupakan kepanjangan tangan dari mayoritas di parlemen
TRIAS POLITIKA : PEMISAHAN
KEKUASAAN
Trias politika merupakan konsep pemerintahan yang kini banyak dianut
berbagai negara di aneka belahan dunia. Konsep dasarnya adalah kekuasaan di
suatu negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik
melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang berbada. Trias politika
yang kini banyak diterapkan adalah pemisahan kekuasaan kepada tiga lembaga
berbeda: legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Legislatif adalah lembaga untuk membuat undang-undang; Eksekutif adalah
lembaga yang melaksanakan undang-undang; dan yudikatif adalah lembaga yang
mengawasi jalannya pemerintahan, menginterpretasikan undang-undang jika ada
sengketa, serta menjauhkan sanksi bagi lembaga atau perseorangan yang melanggar
undang-undang.
FUNGSI- FUNGSI KEKUASAAN LEGISLATIF
Legislatif adalah struktur politik yang fungsinya membuat undang-undang.
Beberapa fungsi dari kekuasaan legislatif sebagai berikut: lawmaking, constituency work, supervision and critism government, education, dan representation.
FUNGSI-FUNGSI KEKUASAAN EKSEKUTIF
Fungsi kekuasaan
eksekutif ini garis besarnya adalah: chief
of state, head of government, party chief, commander in chief, chief
diplomat, dispenser of appointments,
dan chief legislators.
FUNGSI-FUNGSI KEKUASAAN YUDIKATIF
Fungsi-fungsi yudikatif yang bisa dispesifikasikan ke daftar masalah
hokum berikut: criminal law, constitution
law, administrative law, international law.
BIROKRASI NEGARA
Secara etimologis, birokrasi
berasal dari kata ‘biro’ (meja) dan ‘kratein’ (pemerintahan), yang jika
disintesakan berarti pemerintahan meja. Micheal G. Roskin, et.al,. menyebut birokrasi sebagai “setiap organisasi yang berskala
besar yang terdiri dari atas para pejabat yang diangkat, di mana fungsi
utamantya adalah untuk melaksanakan (to implement) kebijakan-kebijakan yang
telah diambil keputusan (decision makers).
KARAKTER BIROKRASI
Menurut Max Weber, paling tidak terdapat delapan karakteristik
birokrasi, yaitu :
(1) Organisasi yang disususn secara hierarkis, (2) Setiap bagian
memiliki wilayah kerja khusus, (3) Pelayan public (civil sevants), (4) Menerima gaji pokok berdasarkan posisi, (5) Pekerjaan
sekaligus merupakan jejang karier, (6) Para pejabat/pekerjatida memiliki
sendiri kkntor mereka, (7) Setiap pekerja dikontrol dan harus disiplin, (8) Promosi
yang ada didasarkan atas penilaian atasan (superior’s
judgments).
TIPE-TIPE BIROKRASI NEGARA
Di Amerika Serikat, terdapat 4 jenis birokrasi yaitu :
(1) Departemen di dalam kabinet, (2) Agen-agen federal, (3)
Perusahaan-perusahaan milik federal, (4) Agen-agen pengaturan independen.
HAK ASASI MANUSIA DAN
GENDER
DEFINISI HAM
HAM adalah kemerdekaan,
kebebasan, dan perlindungan paling mendasar bagi setiap manusia, bersifat
lintas pemerintahan dan agama, tidak berbeda baik saat perang maupun damai,
serta bersifat tetap. Saat ini, kajian HAM meliputi :
(1) Hidup, kebebasan, dan keamanan (2) Kemerdekaan beragama, berpikir,
berpolitik (3) Menenpuh jalur hokum, pendidikan, pekerjaan, kesehatan (4)
Berumah tangga dan berkeluarga.
GENDER
Gender adalah
konstruksi sosial yang menjelaskan tentang peran manusia berdasrkann jenis
kelamin.
BUDAYA DAN
SOSIALISASI POLITIK
BUDAYA POLITIK
Budaya politik adalah
cara individu berpikir, merasa, dan bertindak terhadap sistem politik serta
bagian-bagian yang ada di dalamnya, termasuk sikap atas peranan mereka di dalam
sistem politik.
Orientasi/kecenderungan
individu terhadapsistem politik terbagi menjadi tiga, yaitu :
(1) Orientasi kognitif (2) Orientasi afektif (3) Orientasi evaluatif
TIPE-TIPE BUDAYA POLITIK
Tipe-tipe budaya politik yang ada adalah politik parokial, budaya
politik subjek, dan budaya politik partisipan.
SOSIALISASI POLITIK
Fungsi sosialisasi menurut Rush dan Althoff adalah :
·
Melatih individu
·
Memelihara sistem politik
Dalam melakukan kegiatan sosialisasi politik, Rush dan Althoff
menyuratkan terdapat tiga cara, yaitu imitasi, intruks, dan motivasi.
AGEN SOSIALISASI POLITIK
Rush dan Althoff mengariskan terdapatnya lima agen sosialisasi politik
yang umum diketahui, yaitu keluarga, sekolah, peer group, media massa, pemerintah, dan partai politik.
PARTISIPASI POLITIK
PARTISIPASI politik adalah aktivitas warga negara yang bertujuan untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan politik .
Huntington dan Nelson
membagi landasan partisipasi politik ini menjadi lima bagian yaitu : Kelas,
Kelompok atau komunal, Lingkungan, Partai, Golongan atau faksi.
Mode partisipasi terbagi kedalam dua bagian besar: convensiaonal dan unconvensional.
Samuel P. Huntington dan Joan Nelson membagi betuk partisipasi politik
menjadi: kegiatan pemilihan, lobby, kegiatan
organisasi, contacting, tindakan
kekerasan (violence)
KOMUNIKASI POLITIK
Definisi komunikasi politik
adalah seluruh proses transmisi, pertukaran, dan pencarian informasi, (termasuk
fakta, opini, keyakinan, dan lainnya) .
Komunikator : Partisipan yang menyampaikan informasi
politik
Pesan Politik : Informasi, fakta, keyakinan politik
Media : Wadah (medium) yang digunaka untuk menyampaikan
pesan
Komunikan :
Partisipasi yang diberiakan informasi politik oleh komunikator
FeedBack : Tanggapan dari komunikan atas
informasi yang di berikan oleh komunikator
SISTEM KEPARTAIAN DAN PARTAI
POLITIK
Sistem kepartaian adalah pola kompetisi terus-menerus dan
bersifat stabil tampak di setiap proses pemilu tiap negara. Partai politik
adalah organisasi yang beroperasi dalam sistem politik.
FUNGSI PARTAI POLITIK
Menurut David McKay Dalam
kajiannya atas partai-partai politik di Amerika Serikat, ia berkesimpulan bahwa
partai politik memiliki fungsi sebagai berikut :
(1) Agregasi kepentingan (2) Memperdamaikan kelompok dalam masyarakat (3) Staffing government (4) Mengkoordinasi lembaga-lembaga pemerintah (5) Mempromosikan stabilitas politik.
(1) Agregasi kepentingan (2) Memperdamaikan kelompok dalam masyarakat (3) Staffing government (4) Mengkoordinasi lembaga-lembaga pemerintah (5) Mempromosikan stabilitas politik.
PEMILIHAN UMUM
Dieter Nohlen mendefinisikan sistem pemilihan umum dalam dua
pengertian, dalam arti luas dan dalam arti sempit. Namun, apapun dasar
pertimbangannya sistem pemilihan umum yang di tetapkan harus memperhatikan
serangaian kondisi. Donal L. Horowitz menyatakan sistem pemilihan umum harus
mempertimbangkan hal-hal berikut: (1) Perbandingan kursi dengan jumlah suara
(2) Aunabilitasnya bagi konstituen (pemilih) (3) Memungkinkan pemerintah dapat
bertahan (4) Menghasilkan pemenang mayoritas (5) Membuat koalisi antaretnis dan
antaragama (6) Minoritas dapat duduk di jabatan publik.
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Politik Luar Negeri menurut Carlton Clymer Roddee adalah pola
perilaku yang di wujudkan oleh suatu negara sewaktu memperjuangkan kepentingan
dalam hubungannya dengan negara lain, yaitu bagaimana cara menentukan tujuan
menyusun prioritas dan mengelola sumber daya manusia untuk bersaing dengan
negara lain di lapangan internasional.
Politik Internasional menurut KJ. Holsti adalah interaksi
dua negara atau lebih yang terdiri dari pola dan tindakan suatau negara dan
reaksi atau tangapan negara lain terhadap tindakan tersebut.
Faktor-faktor internasional yang diperhatikan para
pembuat kebijakan luar negeri adalah: Faktor Global, Faktor Regional, Hubungan
Bilateral, Aktor-Aktor Non-Negara.
Faktor-fator domestic yang diperhatikan para pembuat
kebijakan luar negeri: Birokrasi, Opini Publik, Media, Kelompok Kepentingan,
Partai Politik.
IDEOLOGI
Istilah ideology terutam dilekatkan pada aspek politik
pemerintahan atau gerakan politik suatu negara. Di Indonesia misalnya,
Pancasila diakui sebagai ideologi negara. Pancasila terdapat di dalam
konstitusi (UUD 1945), tepetnya di dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila merupan
salah satu contoh ideologi yang hidup di dunia ini.
Selain makna etimologos, ideologi di katakana mengacu
pada apa yang orang piker dan percaya mengenai masyarakat, apa yang orang pikir
dan percaya mengenai masyarakat ini dapat berkisar pada bidang ekonomi,
politik, sosial, dan filosofis.
Pengertian ideologi yang yang digunakan dalam tulisan ini
adalah pemetaan realitas sosial oleh individu yang digunakan untuk menggerakan
kelompok atau masyarakat guna mengubah kondisi nayata seperti apa yang
dinyatakan dalam muatan ideologi.
Dari ideologi-ideologi tersebut kemudian dapat diturunkan
varian-variannya :
Kapitalisme, Sosialisme, Liberalisme,
Neoliberalisme, Fundamentalisme